Pengukuran tanda-tanda vital yaitu
tindakan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien
Pengukuran tanda-tanda vital :
1. Menghitung denyut nadi
Normal: 60-100x/menit
2. Mengukur
tekanan darah
Normal Tekanan darah : 130-120/90-80mmHg
3. Mengukur suhu tubuh
Normal 36-37 derajat celcius
4. Menghitung
pernafasan
Normal 16- 24x/ meni
Waktu pengukuran tanda-tanda vital
§
Saat pasien pertama kali tiba di
rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya (sehat / sakit)
§
Saat ada keluhan yang mempengaruhi
kondisi tubuh (mis; nyeri dada, demam, nyeri kepala, dll)
§
Sebelum dan sesudah tindakan
pembedahan
§
Sebelum dan sesudah pelaksanaan
tindakan diagnostik
§
Sebelum dan sesudah pemberian
obat-obatan tertentu (mis; tindakan kemotherapi)
§
Jika pasien dirawat, dilakukan
setiap pagi, siang, dan sore hari untuk mengetahui kondisi dan perkembangan
pasien
MENGHITUNG
DENYUT NADI
Pengertian : Menghitung denyut nadi
dengan meraba arteri untuk mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit. Area
yang dapat diraba u/menghitung denyut nadi :
1. Arteri radialis dan ulnaris pada pergelangan tangan
2. Arteri brachialis pada siku bagian dalam
3. Arteri carotis pada leher
4. Arteri temporalis pada pelipis
5. Arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan)
6. Arteri dorsalis pedis pada kaki
7. Arteri frontalis pada ubun-ubun (bayi)
PERSIAPAN :
1. Jam tangan dengan penunjuk detik
2. Buku catatan dan pena
3. Pasien diberitahu tentang
pelaksanaan
4. Saat pengukuran, pasien boleh
duduk atau berbaring
PELAKSANAAN
1. Dilakukan bersamaan dengan penguuran suhu
2. Saat menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar dalam
keadaan istirahat (duduk/berbaring)
3. Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan
jari tengah di atas arteri selama 15 detik dan hasilnya dikalikan empat
4. Pada anak-anak penghitungan dilakukan selama 1 menit
MENGUKUR
TEKANAN DARAH
Pengertian, Mengukur Tekanan darah melalui permukaan dinding arteri
dengan tujuan untuk mengetahui tekanan darah pasien.
Persiapan :
1. Alat ; Tensimeter, stetoskop,
2. Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan
3. Posisi pasien duduk atau berbaring
Pelaksanaan :
1. Lengan baju digulung ke atas atau
dibuka
2. Manset tensimeter dipasang pada
lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan
3. Manset dipasang tidak terlalu
kuat atau terlalu longgar
4. Denyut arteri brachialis diraba,
lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
5. Sekrup pada balon karet ditutup
dan selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa atau jarum bergerak naik
6. Sekrup balon dibuka
perlahan-lahan sehingga air raksa atau jarum bergerak turun secara perlahan dan
sambil memperhatikan turunnya air raksa/jarum, dengarkan bunyidenyutan pertama.
7. Skala permukaan air raksa atau
jarum pada waktu terdengar denyut pertama disebut tekanan sistole
8. Dengarkan terus sampai denyutan
yang terakhir. Skala pada air raksa atau jarum pada saat denyutan terakhir
disebut tekanan diastole
9. Pencatatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut , sistole diatas dan diastole dibawah mis; 120/80 mmHg.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
-
Memasang manset herus tepat diatas
permukaan dinding arteri
-
Menempelkan stetoskop harus
benar-benar tepat
-
Pada anak-anak digunakan manset
khusus
MENGUKUR
SUHU TUBUH
Pengertian :
Mengukur suhu tubuh dengan
termometer, dilakukan pada ketiak, mulut, atau pelepasan (anus) dengan tujuan
mengetahui suhu badan pasien.
Persiapan :
1. Thermometer bersih dalamtempatnya
2. Kain kasa kering
3. Kapas alkohol
4. Catatan dan pena
5. Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan
Pelaksanaan :
1. Pengukuran suhu pada ketiak (axilla)
-
Lengan baju pasien dibuka atau digulung, dan ketiaknya harus dikeringkan lebih
dahulu
-
Thermometer harus diperiksa apakah
air raksa tepat pada angka nol, lalu jepitkan reservoarnya di tengah ketiak dan
lengan pasien dilipatkan di dada
-
Setelah 5 menit , thermometer
diangkat dan langsung dibaca dengan teliti dan dicatat
-
Selanjutnya thermometer dibersihkan
dengan kapas alkohol lalau keringkan dengan kasa kering
-
Air raksa diturunkan kembali ke
angka nol
2. Pengukuran suhu pada mulut (oral)
·
Untuk setiap pasien digunakan
masing-masing satu thermometer
·
Thermometer diperiksa apakah air
raksa tepat di angka nol, kemudian ujugnya sampai batas reservoar diletakkan di
bawah lidah pasien
·
Mulut dikatupkan selama 3-5 menit,
kemudian thermometer diangkat dan langsung dibaca hasilnya, lalu thermometer
dibersihkan dengan kasa kering
3. Pengukuran suhu pada
pelepasan (anus):
-
Pasien diberitahu dan pasien
dimiringkan (posisi sim)
- Thermometer diperiksa apakah air raksa pada angka nol lalu
ujungnya diolesi dengan jelly lalu dimasukkan pada anus sampai batas reservoar.
-
Setelah 3-5 menit lalu diangkat dan
dibaca hasilnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar